Wednesday, February 13, 2013

Radang (Inflamasi)


RADANG/INFLAMASI

DEFINISI
Peradangan adalah respon lokal (reaksi) dari jaringan hidup yang bervaskularisasi akibat rangsangan endogen dan eksogen. Istilah ini berasal dari "inflammare" Latin yang berarti membakar. Peradangan pada dasarnya ditakdirkan untuk melokalisasi dan menghilangkan penyebab agen dan membatasi cedera jaringan. Dengan demikian, peradangan merupakan respon (pelindung) fisiologis terhadap cedera, sebuah observasi yang dibuat oleh Sir John Hunter pada 1794 menyimpulkan: "inflammation is itself not to be considered as a disease but as a salutary operation consequent either to some violence or to some diseases". Namun radang berpotensi merugikan, menyebabkan reaksi hipersensitifitas yang mengancam jiwa, kerusakan organ progresif, dan jaringan parut.
TANDA KLASIK KARDINAL
            Pengetahuan tentang radang berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu kedokeran. Tanda Klinis cardinal. Secara klinis peradangan akut ditandai 5 tanda cardinal
  1. Rubor  ( Redness ) adalah Kemerahan terjadi karena pelebaran pembuluh darah pada jaringan yang mengalami gangguan.
  2. Kalor ( Heat ) adalah Panas akibat bertambahnya pembuluh darah, sehingga daerah tersebut memperoleh aliran darah lebih banyak.
  3. Tumor ( Swelling ) = Bengkak, akibat edema yaitu cairan yang berlebihan dalam jaringan interstitial atau rongga tubuh; dapat berupa eksudat atau transudat.
  4. Dolor ( Pain ) = rasa Sakit, akibat penekanan jaringan karena edema serta adanya mediator kimia pada radang akut diantaranya bradikinin, prostaglandin.
  5. Fungsio laesa ( Loss Of Function )= Fungsi jaringan / organ terganggu
Empat tanda cardinal pertama diuraikan oleh Celsus (sekitar 30 SM-38 SM), tanda kelima ditambahlan belakangan oleh Virchow pada abad 19.

JENIS RADANG 
1. Radang akut
2. Radang kronis

Radang akut
Ø  Onset yang dini, dalam hitungan detik hingga menit
Ø  Proses berlangsung singkat, beberapa menit hingga beberapa hari
Ø  Gambaran utama eksudasi cairan dan protein plasma
Ø  Emigrasi sel lekosit terutama netrofil
Radang kronis
Ø  Onset yang terjadi kemudian, dalam hitungan hari
Ø  Berlangsung lebih lama, dalam hitungan minggu hingga tahun
Ø  Ditandai adanya sel limfosit dan makrofag
Ø  Proliferasi pembuluh darah dan jaringan ikat

PERUBAHAN MORFOLOGIS DAN FUNGSIONAL
Perubahan morfologis dan fungsional pada peradangan akut diuraikan oleh Cohnheim pada akhir abad 19; 2 komponen respons/reaksi peradangan akut yaitu:
  1. Perubahan/reaksi vaskuler, merupakan perubahan pada pembuluh darah
  2. Perubahan/Reaksi seluler, perubahan terjadi pada sel yang terlihat pada radang

Figure 2-1 The components of acute and chronic inflammatory responses: circulating cells and proteins, cells of blood vessels, and cells and proteins of the extracellular matrix.

PERUBAHAN VASKULER PADA RADANG AKUT
Perubahan Diameter dan Arus Vaskuler
Ø  Mula-mula akan terjadi vasomkonstriksi arteriole/penyempitan pembuluh darah kecil yang sementara, berlangsung beberapa detik sampai beberapa menit bergantung kepada kerasnya jejas
Ø  Kemudian akan terjadi vasodilatasi sehingga aliran darah akan bertambah, sehingga pembuluh darah penuh berisi darah dan tekanan hidrostatiknya meningkat, yang selanjutnya dapat menyebabkan keluarnya cairan plasma dari pembuluh darah itu
Ø  Perlambatan sirkulasi/stasis karena peemeabilitas juga bertambah, maka cairan darah dan protein akan keluar dari pembuluh darah dan mengakibatkan darah menjadi kental. Pembuluh darah yang melebar itu tampak penuh den sel darah (hyperemia)
Ø  Marginasi lekosit, lekosit bergerak mendekati dinding pembuluh darah dan akhirnya melekat pada sel endotel, kemudian akan terjadi emigrasi yaitu leukosit keluar dari pembuluh darah

Perubahan Permeabilitas  Vaskuler
Ø  Pertukaran cairan yang normal tergantung pada hukum starling dan adanya endotel yang utuh. Hukum Starling menyatakan bahwa keseimbangan cairan yang normal terutama oleh dua gaya yang berlawanan: tekanan hidrostatik menyebabkan cairan keluar dari sirkulasi, dan tekanan osmotic koloid plasma menyebabkan cairan bergerak ke dalam kapiler
Ø  Pada radang terjadi kenaikan tekanan hidrostatik yang disebabkan oleh vasodilatasi, dan penurunan tekanan osmotic yang disebabkan oleh bocornya cairan berkadar protein tinggi keluar endotel yang hipermeabel-menhasilkan pengeluaran cairan dalam jumlah banyak dan edema.

Berdasarkan perbedaan intensitas jejas, maka reaksi yang terjadi dapat dikelompokan menjadi 3 yaitu:
  1. Reaksi yang terjadi segera dan hanya berlangsung sebentar, akibat jejas ringan dan hanya mengenai pembuluh darah kapiler,
  2. Rekasi segera dan menetap, akibat jejas keras dan mengenai semua pembuluh darah,
  3. Reaksi lambat dan menetap, akibat  jejas ringan tetapi terus menerus, misalnya pada penyinaran (radiasi) atau terkena sinar matahari.

PERUBAHAN SELULER PADA RADANG AKUT
            Salah satu tanda terpenting radang akut adalah terjadinya emigrasi sel radang yang berasal dari darah. Pada fase awal yaitu dalam 24 jam pertama, sel yang paling banyak bereaksi ialah netrofil atau lekosit polimorfonukleus (PMN).
            Sesudah fase awal yang bisa berlangsung sampai 48 jam, mulailah sel makrofag dan sel yang berperan dalam system kekebalan tubuh seperti limfosit dan sel plasma bereaksi. Lekosit PMN berfungsi menelan dan merusak bakteri, kompleks imun dan debris yang berasal dari jaringan yang nekrotik. Selain itu lekosit juga dapat mengeluarkan enzim dan radikal beracun yang dapat menyebabkan makinluasnya reaksi radang atau makin banyaknya kerusakan jaringan
            Urutan kejadian yang dialami oleh lekosit ialah sebagai berikut:
1. Margination/Penepian lekosit bergerak ke tepi pembuluh darah
2. Sticking/Perlekatan, lekosit melekat pada dinding pembuluh darah
3. Emigration/Diapedesis, lekosit keluar dari pembuluh darah
4. Fagositosis, lekosit menelan bakteri dan debris jaringan
Proses multitahap migrasi leukosit lewat pembuluh darah, yang terlihat di sini utnuk sel-sel neutrofil. Pertama-tama leukosit bergulir, kemudian (dalam rangkaian) diaktifkan dan melekat pada endotelium, berpindah lewat endotelium, menmbus membran basalis, dan bermigrasi ke arah kemoatraktan yang memancar dari sumber jejas. Molekul yang berbeda memainkan peranan yang dominan dalam tahap yang berbeda pada proses ini- selektin dalam tahap bergulir; kemokin dalam mengaktifkan sel-sel neutrofil untuk meningkatkan aviditas integrin; integrin dalam adhesi yang kuat; dan CD31 (PECAM-1) dalam transmigrasi.
JENIS SEL YANG TERLIBAT DALAM RADANG        
1. Netrofil                                           2. Basofil
3. Eosinofil                                        4. Sel Mast
5. Makrofag                                      

MEDIATOR KIMIA PADA RADANG
            Aktifitas biologic mediator terjadi  melalui pengikatan reseptor spesifik pada sel target. Beberapa mediator mempunyai efek enzimatik langsung, misalnya protease atau dapat mengakibatkan kerusakan oksidatif. 
Mediator dapat berasal dari plasma atau dari sel
-          Mediator asal sel sumbernya adalah trombosit, netrofil, monosit/makrofag dan sel mast, dan dijumpai dalam 2 bentuk, yaitu sebagai granula dalam sel yang siap pakai dan bentuk yang harus disintesis terlebih dahulu bila ada stimulus. Contoh mediator siap pakai ialah histamine yang dihasikan oleh sel mast.
Mediator ini dapat dibagi menjadi 5 kelompok yaitu:
1. Amin vasoaktif (vasoactive amine)
            Ada dalam sel mast, basofil dan trombosit dan akan keluar jika terjadi ruda paksa, reaksi imunologik, rekasi anafilaksis.
            Berperan pada saat permulaan proses radang dan menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan peniggian permeabilitas pembuluh darah contoh: Histamin dan serotonin
2. Metabolit yang berasal dari asam arakidonat
            Misal prostaglandin, leukotren, zat lipid yang berasal dari kemotaktik.
3. Limfokin
            Merupakan zat aktif hasil sel T akibat reaksi imunologik; termasuk kelompok ini adalah interferon dan interleukin.
4. Nitrogen Monoksida (NO)
            Mengakibatkan vasodilatasi pembuluh darah dan dihasilkan oleh sel endotel dan makrofag
5. Radikal bebas dari oksigen
            Zat ini cenderung menimbulkan kerusakan jaringan.
Mediator asal plasma ada dalam bentuk prekursor dan perlu diaktifkan untuk dapat berfungsi.
Ada 2 sistem yaitu:
1. Sistem kinin
2. Sistem Komplemen
Rangkuman mediator kimia pada radang
Mediator
Asal
Peningkatan permeabilitas
Kemotaksis
Sifat lain
Histamin & serotonin
Sel mast, trombosit
+
-

Bradikinin
Plasma
+
-
Nyeri
C3a
C5a
Protein plasma melalui hati, makrofag
+

+
-

+
Opsonisasi

Aktifasi lekosit
Prostagladin
Sel mast dari membrane fosfolipid
Meningkatkan kemampuan mediator lain
-
Vasodilatasi , nyeri, demam
Leukotrien B4
Leukosit
-
+
Aktifasi adesi lekosit
Radikal bebas asal oksigen
Leukosit
+
±
Kerusakan endotel, kerusakan jaringan
NO
Endotel, makrofag


Vasodilatasi, sitotoksis
 
Mediator kimia untuk inflamasi, EC, sel endotel.
Jenis Eksudat yang terjadi pada radang
            Jenis cairan eksudat  dipengaruhi oleh beratnya reaksi, penyebab dan lokasi lesi.
  1. Eksudat serosa : eksudat jernih, sedikit protein akibat radang ringan contoh : luka bakar, efusi pleura.
  2. Eksudat Supuratifa/purulenta: eksudat mengandung nanah/pus, campuran leukosit rusak, jaringan mati/nekrotik serta mikrorganisme yang musnah.
  3. Eksudat fibrinosa: eksudat yang banyak fibrin sehingga mudah membeku.
  4. Eksudat hemoragika: mengandung darah
Berbagai bentuk radang akut:
  1. Radang kataral
  2. Radang supuratifa
  3. Radang fibrinosa
  4. Radang psudomembranosa
  5. Radang serosa
Tanda klinis sistemik peradangan akut:
  1. Demam
  2. Lekositosis
  3. Penguraian protein fase akut
  4. Reaksi fase akut lainnya seperti: Rasa kantuk, hipotensi, lipolisis

RADANG KRONIS
Radang korinis terjadi bila penyembuhan pada radang akut tidak sempurna, bila penyebab jejas menetap, atau bila penyebab ringan timbul berulang-ulang. Dapat pula diakibatkan olaeh reaksi imunologik.
            Radang berlangsung lama (berminggu-minggu, berbulan-bulan) sedangkan proses perdangan, kerusakan jaringan serta penyembuhan terjadi serentak.
Ciri-ciri histologis radang kronis:
  1. Infiltrasi sel mononuclear, yaitu makrofag, monosit, limfosit dan sel plasma.
  2. Kerusakan sel
  3. Penggantian jaringan ikat yang terkena oleh suatu proses yang ditandai oleh proliferasi pembuluh darah (angiogenesis) dan fibrosis.
Radang kronik granulomatosa
Granuloma merupakan suatu daerah pada granulomatosa yang menunjukan kumpulan sel epiteloid, sel datia dikelilingi oleh limfosit dan kadang-kadang sel plasma.
Contoh radang granulomatosa:
1. Infeksi  Mikobakteri: tbc, lepra, virus
2. Infeksi treponema: sifilis
3. Infeksi jamur: histoplasma
4. Infeksi parasit: skistosomiasis
Ada dua jenis granuloma yaitu-
1. Granuloma benda asing: ditandai benda asing yang relative inert, umumnya tidak terjadi nekrosis, dan dikenal dengan adanyabahan sintetik (benang operasi), asbes.
2. Granuloma autoimun: dibentuk karena reaksi imun diperantarai sel T terhadap antigen yang sulit di degradasi. Contohnya: Penyakit Hashimmoto, arthritis rheumatic
Ada radang granulomatosa yang tidak diketahui sebabnya seperti colitis ulseratifa, sarkoidosis.

FUNGSI DAN STRUKTUR ANTIBODI

BAB I Pengertian Antibodi Imunoglobulin atau antibodi adalah sekelompok glikoprotein yang terdapat dalam serum atau cairan tubuh pada...